Setiap Desa atau Daerah pasti mempunyai sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan pencerminan dari karekter dan ciri khas dari daerah tersebut, sejarah Desa atau daerah sering kali tertuang dalam dongeng
dongeng di wariskan secara turun menurun dari mulut kemulut sehingga sulit dibuktikan secara fakta.
1. ASAL-USUL DUSUN LUNTAS
Dari berbagai sumber yang telah kami telusuri dan kami gali asal-usul Desa Somowinangun kami mulai asal-usul Dusun Luntas yang merupakan pusat pemerintahan Desa Somowinangun. Konon cerita ini berkaitan dengan Kanjeng Sunan Giri yang menyebabkan para santrinya untuk menyiarkan agama Islam kewilayah kabupaten Lamongan, cerita ini merupakan mata rantai sejaran atau asal-usul desa kali otek Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Kota sampai ke utara dan berakhir di Dusun Luntas pada suatu hari santri yang bernama Sumartono itu mengambil air wudhu namun karna tempatnya licin sehingga beliau terjebur dan meninggal dunia, karna warga di sekitar kota tersebut enggan ketempatan Jenazah, maka Jenazah tersebut di otak atik biar hanyut maka daerah tersebut dinamakan kali otek, maka mayat tersebut hanyut keutara dengan kondisi Menghadap (mendandang) keatas maka wilayah tersebut sampai sekarang di sebut Dandangan, lalu mayat tersebut hanyut keutara lagi menumpang di atas pohon kelapa maka diwilayah tersebut dinamakan desa Delanggu, mayat tersebut hanyut lagi keutara warga sekitar tersebut termangun-mangun melihat ada mayat (dalam bahasa jawanya ketenggengen) maka Desa tersebut dinamakan Desa Melanggeng, mayat tersebut hanyul lagi keutara tiba-tiba berhenti sebentar karena warga disekitar tersebut masih dalam rangka pembuatan sungai maka daerah tersebut dinamakan Kali Anyar, mayat tersebut hanyut lagi keutara tiba-tiba terdampar, mayat tersebut didorong orang dengan tangkai cangkul maka Desa tersebut dinamakan Desa Keduran, sehingga hanyut lagi kedaerah yang terkenal dengan perampoknya maka mayat tersebut menentang arus karena merasa ada yang mengejar perampok yang berjumlah 3 orang maka wilayah tersebut dinamakan Ketapangtelu, sampai ditempat kami mayat tersebut dinaikkan kedarat oleh orang ( dalam bahasa jawa di entas ) maka Desa kami disebutlah Dusun Luntas dan dikebumikan disebelah timur Balai Desa Somowinangun sampai sekarang dan dari dulu dimasyarakat ada kepercayaan yang masih melekat dengan adat jawa (kejawen), dan menurut adat jawa setiap tahun Desa perlu diadakannya ruah Desa (sedekah bumi) dan masyarakat sepakat bahwa makam sesepuh Dusun Luntas dikeramatkan dan setiap tahun habis panen masyarakat Dusun Luntas meruat Desa, dan diadakan dilingkungan makam dengan mengadakan kegiatan makan bersama dan diiringi dengan kesenian daerah yaitu wayang kulit. Dan kegiatan Ruwat Desa ( Sedekah Bumi ) dilestarikan sampai sekarang. Dan kegiatan ini pun mendapat dukungan dari masyarakat Dusun Luntas yang meskipun sudah berdomisili didaerah lain, masih memiliki antusias untuk mengadakan ruwat desa (Sedekah Bumi).
2. ASAL-USUL DUSUN SUMBERJO ATAU CUMPLENG
Dusun sumberjo juga tak lepas dari cerita yang kami uraikan diatas namun lebih spisifik lagi, adalah sebagai berikut, Sumberjo dulu bernama Cumpleng yang berarti tumpeng dimana pada masa mayat telah dikebumikan warga sebelah barat Dusun Luntas mengadakan selametan tumpeng sebagai rasa hormat bahwa yang telah dikebumikan di Dusun Luntas tersebut adalah bukan sembarang orang artinya, Kewaliannya diakui oleh warga Cumpleng maka secara serentak warga Dusun Cumpleng memeluk agama Islam dari cerita tersebut kedengaran agak janggal jika nama dusun seperti itu maka atas inisiatif warga dan para tokoh masyarakat pada tahun 1980 nama Cumpleng diubah menjadi Sumberjo artinya agar warganya menemui berkah dari nama Sumberjo tersebut dan Alhamdulillah memang benar-benar sampai sekarang Dusun Sumberjo menjadi Dusun yang maju.
3. ASAL – USUL DESA SOMOWINANGUN
Dengan pertimbangan yang sangat matang dari para tokoh masyarakat maka untuk nama desa tidak memakai nama dari salah satu dari dua dusun tersebut Dusun Luntas maupun Dusun Sumberjo yang di khawatirkan akan terjadi saling iri ingin dijadikan nomor satu maka secara sepakat kedua warga Dusun memakai nama dari nama depan sosok santri yang telah dikebumikan dan dijadikan punjer oleh masyarakat maka terjadilah nama Desa Somowinangun yang artinya membangun bersama tanpa membedakan rasa dan golongan manapun juga.
4. SEJARAH PEMERINTAHAN DESA SOMOWINANGUN
Sejak pertama berdirinya desa somowinangun memang terdiri dari dua Dusun yaitu Dusun Luntas dan Dusun Cumpleng ( sekarang menjadi Dusun Sumberjo) pada jaman dahulu hanya ada sebutan Kepolo Dusun, belum ada RT/RW jadi Kepolo Dusun adalah yang menjadi motor bagi warga Dusun tersebut dalam segalah kegiatan baik yang bersifat adminitrasi maupun dilapangkan sejak berdirinya Desa Somowinangun pusat pemerintahanya ada di Dusun Sumberjo, karena Kepala Desa Somowinangun yang pertama kali adalah warga Dusun Sumberjo yang bernama Mbah Langsir, namun dijaman pemerintahan yang dipimpin oleh Mbah Said ( Anak dari Mbah Langsir ) maka pusat pemerintahan dipindahkan ke Dusun Luntas, dengan
mempertimbangkan tingkat kemajuan antara Dusun Luntas dan Dusun Sumberjo yang berbeda jauh saat ini lebih maju Dusun Luntas.
Dari awal berdirinya pemerintahan Desa Somowinangun telah mengalami beberapa pergantian Kepala Desa, pada masa duluh nama KepalaDesa di sebut PETINGGI tapi pada masa Order baru nama panggilan petinggi
diganti Kepala Desa, adapun yang pernah menjadi Kepala Desa di Desa Somowinngun adalah sebagai berikut :
Daftar Kepala Desa dari awal pembentukan sampai sekarang
1. MBAH LANGSIR Tahun1886 S/d 1921
2. SADI Tahun1922 S/d 1953
3. H. MOCH SITAM Tahun1954 S/d 1989
4. H. SIKAR Tahun1990 S/d 1998
5. THONI WITHONO, S.Pd Tahun 2001 S/d 2013
6. SIRAD Tahun 2013 S/d 2019
7. THONI WITHONO, S.Pd Tahun 2019 S/d sekarang